Minggu, 06 Mei 2012

Faktor TREND pada Burung Kenari

Menikmati burung kenari bagi sebagian orang adalah klangenan (hobi) namun sebagian lainnya memandang sebagai prestis. Burung kenari yang hingga sekarang sudah dikenal oleh kalangan luas ternyata dalam perkembangannya dipengaruhi oleh suatu propaganda, ideologi, komersialitas, rivalitas hingga masalah mitos yang berbalut menjadi satu sebagai sebuah "tren" kenari Indonesia.
Beberapa teman-teman sekalian dahulu mungkin sudah tak asing mendengar seruan "kenari isian blacktrhoat" merupakan kenari berlagu mewah dan top, atau jenis F1 yang identik dengan kualitasnya yang mantab dan berpostur besar. Beberapa bentuk seruan lainnya seperti kenari jenis yorkshire mempunyai volume lagu yang istimewa atau kenari import memiliki kualitas yag lebih baik ketimbang kenari jenis lokal, mitos seputar warna hijau yang lebih tarung di lapangan dengan warna yang dianggap kurang diminati. Maka beberapa seruan tersebut saya rasa bukan tanpa sebab karena memang sebenarnya beberapa statement tersebut keluar menurut budaya, ideologi dan pengetahuan pada masanya. Adapun beberapa penjelasan menurut pendapat pribadi saya soal tren perkenarian di Indonesia ini secara garis besar meliputi:

  • Propaganda : dalam ilmu sosial propaganda disebut sebagai suatu hal yang diserukan untuk kepentingan dan tujuan tertentu yang biasanya tidak bersifat objektif dan mampu mempengaruhi pendapat dan perilaku seseorang. Dalam hal burung kenari ini propaganda tersiar melalui pihak-pihak seperti pengepul, penjual bahkan peternak dan penghobi sekalipun.
  • Ideologi : biasanya berbentuk visi dan tujuan yang berbasis sekelompok ide atau gagasan yang mampu mempengaruhi hal/orang lainnya. Dalam hal burung kenari ini ideologi terjadi saat beberapa orang mulai secara bersama, kompak dan serempak menuju satu visi untuk menciptakan suatu jenis kenari tertentu untuk tujuan tertentu dan akan dianut secara alami oleh pihak lain yang merasa tidak dirugikan.
  • Komersialitas : merupakan bentuk iklan yang digunakan untuk menarik perhatian pembeli bahkan dalam skala yang cukup besar mampu membentuk opini publik. Di era digital seperti sekarang ini komersialitas terjadi secara terang-terangan melalui media jejaring sosial seperti Facebook atau media iklan yang lainnya.
  • Rivalitas/Lomba : sudah menjadi kebiasaan jika seekor burung kenari yang mempunyai predikat jawara menjadi trend setter bagi yang lainnya. Dalam hal ini mampu membuat segmentasi yang berujung kepada tren lagu, warna dan jenis yang dirasa mampu untuk dilombakan sehingga banyak peternak ingin menciptakan jenis yang dirasa bagus.
  • Mitos : merupakan sebuah kisah turun temurun yang belum tentu terbukti kebenarannya. Bahwa ternyata mitos ini berperan sangat erat dalam mempengaruhi semua unsur dan pihak yang terlibat dalam pelestarian dan hobi burung kenari ini, sebagai contoh: kenari warna hijau lebih tahan banting, lebih cepat bunyi dan bahkan sialnya dianggap sebagai warna yang buruk. 
  • Teori dan pengetahuan : teori dan pengetahuan turut berperan dalam membangun popularitas pasar dan minat walaupun kadang pengetahuan dan teori itu belum bisa dibuktikan secara ilmiah, sebagai contoh: jenis kenari gloster mempunyai tingkat kecerdasan yang tinggi.


Hingga sekarang ini tren burung kenari setidaknya secara umum masih diwarnai oleh dua jenis orientasi yaitu jenis silangan (hybrid, mule) dan jenis asli. Menurut pengamatan saya hingga tulisan ini saya muat di blog ini adalah bahwa pada umumnya di sekitar daerah saya jenis kenari silangan masih mendominasi untuk jenis kenari lapangan (lomba) sedangkan jenis asli atau yang sering disebut penghobi sebagai galur murni belum begitu "terlihat" populer di lapangan. Melihat kecenderungan ini saya rasa setiap region mempunyai budaya yang berbeda-beda namun saya meyakini bahwa tetap ada satu titik yang mampu mempengaruhi minat serta tren perkenarian nasional sehingga untuk waktu ke depannya mungkin saja bentuk lomba dan orientasi komunitas dan peternak kenari juga akan berubah.
Namun saya harap bahwa tren lomba kenari khas ala Indonesia dengan penilaian non teriak, banyak gantangan; yang mempertimbangan aspek panjang lagu, variasi lagu, volume suara dan durasi kerja patut dipertahankan dengan tidak menutup kemungkinan akan ditambah kelas lain yang mengadopsi kontes kenari di luar negeri. Demikian dari saya, semoga bermanfaat dan mampu menambah tali persaudaraan. Salam hangat




Rabu, 29 Februari 2012

Menilai Lagu Burung Kenari

Tentu kita sebagai penggemar burung kenari kerap dihadapkan dengan pertanyaan atau asumsi "bagaimana lagu kenari yang baik dan mewah itu". Bagi beberapa kalangan pelomba dan pemaster tentu saja dengan mudah mampu menjawabnya namun bagaimana dengan orang yang tidak pernah sekalipun hadir dan melihat suatu kontes lomba burung kenari?

Mendengarkan lagu kenari apakah sama dengan mendengarkan musik? bisa iya bisa juga tidak, saya sendiri juga termasuk orang awam dalam masalah lagu kenari sehingga bagi saya mendengarkan lagu kenari tak ubahnya seperti mendengarkan lagu dimana mampu menghibur hati si pemiliknya. Selama ini sepemahaman saya adalah terdapat 3 orientasi dalam menikmati lagu kenari yaitu:
  1. Klangenan : adalah bersifat subjektif tanpa terkait masalah standarisasi lagu pada event lomba, murni karena rasa suka serta mencintai sebuah burung kenari menurut pribadi masing-masing. Dalam konteks ini orang lain tidak dapat/tidak layak mendebat selera orang lain seputar lagu burung kenari yang menjadi idola masing-masing penghobi.
  2. Lomba : adalah menilai kemudian berusaha menikmati lagu kenari menurut standar tertentu guna memperebutkan yang terbaik. Hingga sekarang ini fakta ini lah yang paling banyak dikejar oleh penghobi dimana mencari lagu burung kenari yang mampu untuk dilombakan dimana memenuhi variasi-variasi tertentu dengan tingkat volume lagu serta panjang lagu tertentu. Karena belum ada standarisasi secara nasional maka penilaian lagu masih mengacu kepada EO masing-masing.
  3. Klangenan yang dilombakan : dalam taraf ini perlombaan lagu suatu burung kenari biasanya dipengaruhi oleh unsur budaya dan idealisme mayoritas tertentu sehingga kalangan penghobi dan pelomba murni dapat posisi yang sejajar dan saling berbagi. Menurut pendapat saya strain kenari yang mampu mewakili hal ini adalah waterslager, timbrado dan roller karena dalam budaya Barat kenari jenis ini diperlakukan layaknya pemutar musik yang mampu bersuara di mana saja dan kapan saja dengan pengkondisian tertentu (juga ada standarisasi lagu secara mayor).  
ilustrasi
Sejenak kita meninggalkan urusan kriteria lomba, maka kembali ke topik.....bagaimana kita menilai bagus dan tidaknya lagu sebuah burung kenari dengan refrensi yang sangat minim? Jika saya boleh berbagi maka saya meninggalkan istilah baik dan buruk diganti dengan istilah enak, kurang enak dan tidak enak untuk di dengarkan. Hal ini sangat tergantung dengan selera masing-masing individu dimana kita tahu musik dangdut memiliki variasi note serta irama yang lengkap namun beberapa orang tidak suka dengan aliran musik ini. Begitu pula saat orang mendengarkan musik jazz dan klasik, sangat skillfull dan teknikal namun justru bagi beberapa orang kurang menghibur dan bikin pusing atau barangkali lebih memilih musik pop yang lebih familiar. Jadi antara telinga-otak-hati terjadi sinkronasi alami dimana kita sebagai kaum awam mampu menilai enak dan tidaknya sebuah lagu kenari untuk di dengarkan. Perlu diingat bahwa ini juga terkait dengan bagaimana cara kita menikmati burung tersebut.

Selamat menikmati!!

Kamis, 23 Februari 2012

Beternak Kenari Bagi Pemula

Mungkin sudah menjadi topik yang basi bagi sebagian kalangan untuk membahas langkah dan tips beternak kenari bagi pemula. Menilik dari berbagai sudut pandang ternyata memulai kegiatan beternak kenari mampu menyinggung banyak persoalan yang kadang dianggap sepele namun berdampak besar terlebih bagi beberapa orang yang ingin memulai kegiatan beternak burung kenari ini tanpa referensi yang dibilang cukup.

ilustrasi
Picture source
Melalui tulisan yang masih banyak kurangnya ini saya berusaha menuangkan beberapa gagasan serta opini beberapa rekan yang secara nyata terjadi di sekitar kita terkait masalah beternak kenaribagi pemula ini. Jadi pada dasarnya siapa sajakah yang dapat memulai usaha beternak kenari ini? jawabannya adalah mereka yang mau dan mampu mengelola, merawat dan berorientasi untuk menyejahterakan burung tangkaran dengan pengetahuan serta relasi dengan peternak lainnya. Tidak ada batasan umur ataupun jenis kelamin, berbagai strata sosial pun bisa memulai usaha ini, namun ternyata dalam perkembangannya untuk memulai usaha ini tidak semudah yang dikira.

Langkah awal yang perlu ditentukan dalam beternak adalah memahami dan belajar mencari informasi secara detail mengenai burung kenari berikut jenis-jenisnya meliputi perawatan, sifat jenis/strain nya. Setelah itu kemudian mencocokkan dengan kemampuan beli indukan yg akan ditangkarkan yang meliputi dana dan skill/pengalaman untuk menangkar. Ada baiknya jika bagi rekan-rekan yang ingin memulai usaha beternak kenari bisa dimulai dengan menangkarkan jenis yang relatif mudah dalam perawatan dan mudah untuk mendapatkan bahannya dengan kata lain kita memulai dengan cara yang efisien sehingga tidak akan berakhir dengan kekecewaan. Satu lagi adalah kejelian dan kemampuan membedakan jenis kelamin jantan dan betina,

Tempat penangkaran bisa disesuaikan dengan keadaan namun yang terpenting usahakan mendapat sirkulasi udara yang baik, sirkulasi cahaya yang baik serta menyediakan tempat yang memungkinkan untuk melakukan penjemuran.Ukuran sangkar sebaiknya mempunyai besar yang cukup sesuai dengan besar kecilnya burung yang ditangkarkan, menurut pengamatan saya burung kenari lebih sering terbang secara horizontal ketimbang vertikal jadi mungkin sangkar ternak bisa diatur mempunyai lebar yang cukup dengan asumsi tinggi yang memadai juga. Sebenarnya tidak ada ukuran baku untuk besar kecilnya sangkar penangkaran namun bisa dikira-kira (lebih baik kebesaran ketimbang kekecilan).

Pakan, multivitamin serta obat-obatan banyak dijumpai di toko poultry atau toko burung/unggas bahkan di pasar burung, begitu pula dengan pernak-pernik sangkar yang juga mampu dijumpai di sana. Saat semua sudah tercukupi maka praktek pun segera dilakukan. Empat (4) poin penting dalam penangkaran burung pada umumnya adalah masalah perawatan, kebersihan, perlakuan dan gizi. Semakin baik 4 faktor tersebut terpenuhi maka semakin mudah dalam mencapai produktifitas yang nantinya akan berlanjut ke masalah kuantitas dan kualitasnya.

Seiring berjalannya waktu maka mental peternak/penangkar haruslah tahan banting menghadapi beberapa faktor alam seperti cuaca yang akan mempengaruhi pencahayaan dan kemudian kondisi udara. Selain itu perlu diingat atau kalau perlu dicatat bahwa resiko beternak hewan macam apapun adalah resiko KEMATIAN hewan yang ditangkarkan sehingga mental peternak haruslah siap untuk menghadapi hal tersebut. Akan lebih baik jika mencatat setiap generasi yang ada dan muncul setiap waktunya ataupun menggunakan ring (leg band) sebagai pembawa identitas peternak/penangkar.

“ketika seseorang memulai usaha beternak kenari maka yang dibutuhkan (hanya) kesabaran, keuletan serta motivasi untuk mencetak kenari sebaik mungkin dengan pola beternak yang sejelas dan sebaik mungkin, rejeki akan menyusul belakangan”

Berbagai pengalaman seputar belajar menangkarkan burung kenari dapat ditemukan di blog ini, akhir kata Selamat mencoba dan selamat berbagi. Sukses untuk ANDA!!